Selasa, 05 Juli 2022

Pembiasaan Membaca Sholawat Nariyah dan Asmaul Husna sebagai Pembentuk Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

Kita sebagai seorang pendidik berperan penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai-nilai agama agar tercipta iman yang religius pada anak. Sekolah juga berperan dalam melatih kecerdasan budi pekerti anak (pembentukan watak individual). Sekolah merupakan sebuah ekosistem untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, CGP melaksanakan Aksi Nyata di kelas, yaitu dengan pembiasaan berdoa sebelum/ sesudah belajar, membaca Sholawat Nariyah, dan membaca Asmaul Husna. Kegiatan ini dilaksanakan di kelas pada pagi hari sebelum kegiatan belajar dimulai. Pembiasaan ini dipimpin oleh salah satu murid secara bergantian. Hal ini bertujuan untuk melatih jiwa kepemimpinan anak, dalam hal ini memimpin berdoa dan membaca Sholawat Nariyah dan Asmaul Husna.

Pembacaan Sholawat Nariyah secara bersama-sama di kelas merupakan bentuk perwujudan kecintaan dan penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW, serta ungkapan atau pujian terhadap kebesaran dan keagungan Rosulullah.

Pembiasaan membaca Asmaul Husna bagi murid merupakan media untuk membentuk budi pekerti agar lebih baik. Pembiasaan ini juga sebagai media pembentukan karakter. Murid melafalkan dan menghayati Asmaul Husna, kemudian akan terbawa pada dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan membaca Asmaul Husna berpengaruh besar tehadap kehidupan pribadi anak, yang nantinya akan memiliki kehidupan pribadi yang baik,  dilandasi nilai pendidikan akhlak.

Nilai akhlak yang terkandung dalam Asmaul Husna sebagai usaha yang mengarahkan pada terciptanya perilaku lahir batin anak sehingga menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, mampu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan, memiliki kepribadian baik pada dirinya sendiri dan juga orang lain. Akhlak dalam Asmaul Husna adalah akhlak yang membimbing, penyabar, sikap percaya, pengampun, dan penerima taubat. Pendidikan yang diawali dengan pengenalan Asmaul Husna akan membawa murid meyakini kekuasaan Allah SWT, serta mampu mengamalkan dalam akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di masyarakat.

Dengan harapan pembiasaan membaca Asmaul Husna ini adalah upaya positif yang dilaksanakan di setiap kelas untuk mengoptimalkan output mental murid yang berbudaya karakter. Sekolah dengan budaya pembiasaan membaca Asmaul Husna ini dapat menumbuhkan karakter murid lebih baik. Selain itu dapat membuat hati murid dihiasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT., berperilaku dan berbudi pekerti yang luhur, baik di dalam lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat.

#gurupenggerak
#calongurupenggerakangkatan5
#cgpkabupatentuban
#maulidiyarahmaprastiti


Previous Post
Next Post

0 comments: