“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” - Ki Hajar Dewantara
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kebutuhan belajar murid dapat dikategorikan menjadi tiga aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:
- Kesiapan belajar (readiness) murid
- Minat murid
- Profil belajar murid
Sebagai guru, tentunya tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi karakter peserta didik yang beragam dengan gaya belajar yang berbeda-beda. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas VI SDN Sidoharjo I untuk memfasilitasi peserta didik dengan gaya belajar kinestetik adalah dengan proyek Window Shopping.
Window shopping adalah metode pembelajaran berbasis kerja kelompok dengan berbelanja keliling melihat-lihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasan. Window shopping (belanja hasil karya) juga dapat menanamkan karakter kerja sama, keberanian, rasa ingin tahu, dan bertanggung jawab.
Murid dapat bergerak dan berbelanja secara aktif dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua atau tiga anak dari masing masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stan/ toko). Anggota kelompok lainnya mengunjungi stan untuk melihat hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan mempelajari, bertanya, memberi komentar, dan penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat aktif untuk belajar.
Kelebihan lain dari window shopping ini yaitu murid tidak hanya melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain, tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk saling berbagi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap kelompok yang berkunjung dapat berbelanja ilmu untuk oleh-oleh anggota lainnya.
Pembelajaran dengan metode window shopping ini diterapkan di kelas VI pada muatan pelajaran IPA materi Manfaat Tumbuhan bagi Manusia. Berikut ini adalah rincian aktivitas dalam LKPM yang dilaksanakan murid.
 
 

.png)
.png)
.png)






.jpeg)

.png) 
0 comments: